Begini Balasan Gus Mus untuk Anak Muda Yang Ngatain 'Bid'ah Nd*asmu', Bikin Terharu Masih Ada Ulama Seperti Ini

Gus Mus Indonesia Rumah Kita. Image: Media Design via Akun FB Simbah Kakung (Gus Mus)
Gus Mus Indonesia Rumah Kita. Image: Media Design via Akun FB Simbah Kakung (Gus Mus)

BENTENGNKRI.COM - Seorang karyawan PT Adhi Karya bernama Pandu Wijaya mendapatkan surat peringatan III atau SP3. Dia di-SP3 gara-gara menghina KH Mustofa Bisri atau Gus Mus di Twitter.


Informasi yang dilansir detik.com, Jumat (25/11/2016), surat SP3 itu telah dikirimkan PT Adhi Karya kepada Pandu per Kamis (24/11) kemarin. SP3 itu ditandatangani oleh Project Manager di PT Adhi Karya Dr Ir Wikrama Wardana MM MPM.


Kasus ini bermula saat Gus Mus melakukan kultwit di Twitter lewat akun @gusmusgusmu. Gus Mus bicara soal rencana Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI melakukan aksi salat Jumat di jalan protokol Jakarta pada Jumat 2 Desember 2016. Gus Mus berharap aksi salat Jumat di jalan itu tidak dilakukan massa karena dinilainya merupakan bid'ah besar.
"Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasullullah SAW baru kali ini ada bid'ah sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran," cuit Gus Mus pada 23 November 2016 pukul 16.46 WIB. Cuitan itu pun direspons Pandu Wijaya lewat akun Twitternya @panduwijaya_.
"@gusmusgusmu Dulu gk ada aspal Gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasullullah hijrah ke Madinah. Bid'ah ndasmu!" cuit Pandu Wijaya yang kini mengunci akun Twitternya. Dia pun diprotes banyak netizen karena dinilai sangat kasar memaki seorang ulama.
Banyak netizen menyerukan agar Pandu Wijaya karyawan PT Adhi Karya yang menghina KH Mustofa Bisri atau Gus Mus di Twitter segera dipecat. Gus Mus meminta hal itu tidak dilakukan.
"Janganlah. Dia sudah menyesal dan meminta maaf. Al-Musãmih kariim...," cuit Gus Mus lewat akun Twitter-nya @gusmusgusmu seperti dilihat detikcom, Jumat (25/11/2016) pagi. Dia merespons netizen yang memention dirinya yang mendorong agar Pandu Wijaya dipecat dari perusahaan pelat merah itu.
Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rachman juga telah meminta maaf kepada Gus Mus atas nama pribadi dan perusahaan lewat akun Twitter-nya @fadjroeL. Dia mengakui ucapan karyawannya menghina mantan Rois Syuriah Nahdhlatul Ulama (NU) itu sangat tidak pantas.
Merespons Fadjroel, Gus Mus bijak saja menanggapi. Sosok yang menyebut dirinya 'orang bodoh yang tak kunjung pandai' di Twitter ini merasa tidak ada yang perlu dimaafkan.
"Tidak ada yang perlu dimaafkan, Mas Fadjroel. Kesalahannya mungkin hanyalah menggunakan 'bahasa khusus' di tempat umum. Maklum masih muda," tulis Gus Mus di akun Twitter-nya @gusmusgusmu pagi ini sambil menyertakan emoticon senyum.
Baca: 
Lewat akun Facebook-nya, Gus Mus juga menyampaikan kepada Fadjroel dan PT Adhi Karya agar Pandu Wijaya tidak dipecat.
"Saudara Fadjroel Rachman dan Adhi Karya BUMN dengan sungguh-sungguh memintakan maaf atas ucapan salah satu karyawannya. Maka dengan sungguh-sungguh saya menjawab: Tidak ada yg perlu dimaafkan, Mas Fadjroel. Kesalahannya mungkin hanyalah menggunakan 'bahasa khusus' di tempat umum. Maklum masih muda. 😊
Baca: 
Saya mohon jangan sampai si karyawan dipecat, sebagaimana usul sementara orang," tulis Gus Mus.
Gus Mus sendiri berharap kasus ini jadi pelajaran berharga. Dia meminta agar orang jangan mudah emosi dan marah jika dihina atau direndahkan oleh orang lain.
"Kalau ada yang menghina atau merendahkanmu janganlah buru-buru emosi dan marah. Siapa tahu dia memang digerakkan Allah untuk mencoba kesabaran kita. Bersyukurlah bahwa bukan kita yang dijadikan cobaan," ucapnya. (Sumber: detik.com)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel